Archive for March, 2014


Prinsip-prinsip pengembangan masyarakat terdiri atas gambaran-gambaran yang bertalian secara logis dan prinsip-prinsip tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
1. Holisme
Prinsip ini menyatakan bahwa semua fenomena harus dilihat sebagai bagian dari keseluruhan, dan hanya akan bisa dipahami dengan baik apabila kita memperhatikan bagian-bagian lainnya sebagai suatu sistem. Konsekuensinya yaitu filosofi ekosentris, menghormati kehidupan dan alam, menolak solusi linear, perubahan organik.
2. Berkelanjutan/Sustainibilitas
Prinsip ini menyatakan bahwa sebuah sistem harus bisa dikelola dalam jangka panjang, karena itu sumberdaya digunakan hanya pada tingkat (batas) dimana bisa dikembalikan, lebih banyak memanfaatkan sumberdaya energi yang bisa diperbaharui, hasil produksi harus dibatasi sejumlah yang bisa diserap oleh lingkungan, serta konsumsi harus diminimalkan (bukan dimaksimalkan). Beberapa hal yang menjadi konsekuensi prinsip ini adalah: memperhatikan konservasi alam, mengurangi konsumsi, menolak pendekatan ekonomi berbasis pada pertumbuhan, mengurangi pembangunan teknologi (baca: modernisasi), anti-kapitalisme.
3. Keanekaragaman
Prinsip ini menyatakan bahwa keanekaragaman akan menolong ketahanan dan keberlangsungan sebuah sistem; keanekaragaman di dalam lingkungan alam, akan membantu sistem untuk berkembang, beradaptasi, dan bertumbuh; keanekaragaman dalam kebudayaan, akan membantu berkembangnya proses adaptasi dan pilihan. Beberapa hal yang menjadi konsekuensi prinsip ini adalah: menghargai keanekaragaman (alam, sosial-budaya), meyakini bahwa ada banyak alternatif solusi, desentralisasi, jaringan kerjasama dan komunikasi, teknologi sederhana (lower level technology).
4. Perkembangan organik
Menghormati dan menghargai sifat-sifat khusus suatu masyarakat dan memungkinkan serta mendorongnya untuk berkembang sesuai dengan caranya yang unik, melalui pemahaman tentang hubungan yang kompleks antara masyarakat dengan lingkungannya.

Continue reading

Perencanaan sumberdaya manusia merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi di waktu yang akan datang dan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut. Pandangan umum ini mengandung arti bahwa ada empat kegiatan yang saling berhubungan, yang membentuk sistem perencanaan sumberdaya manusia yang terpadu (integrated): persediaan sumberdaya manusia sekarang, peramalan (forecasts) suplai dan permintaan sumberdaya manusia, rencana-rencana untuk memperbesar jumlah individu-individu yang qualified, dan berbagai prosedur pengawasan dan evaluasi untuk memberikan umpan balik kepada sistem (Handoko, 1987).

Secara lebih sempit, perencanaan sumberdaya manusia berarti mengestimasi secara sistematis permintaan (kebutuhan) dan suplai tenaga kerja organisasi di waktu yang akan datang. Ini memungkinkan departemen personalia dapat menyediakan tenaga kerja secara lebih tepat sesuai dengan kebutuhan organisasi. Idealnya, organisasi harus mengidentifikasikan baik kebutuhankebutuhan personalia jangka pendek maupun jangka panjang melalui perencanaan. Rencana-rencana jangka pendek menunjukkan berbagai kebutuhan tenaga kerja yang harus dipenuhi selama satu tahun yang akan datang. Sedangkan rencana-rencana jangka panjang mengestimasi situasi sumberdaya manusia untuk dua, lima, atau kadang-kadang sepuluh tahun yang akan datang.

Continue reading